Header Ads

Kita Bukan Daging




Baca: Kejadian 6:1-8 | Galatia 5:17


”Berfirmanlah TUHAN: ”Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging [flesh], tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja” (Kejadian 6:3).

Berarti sebelumnya Roh Allah tinggal di dalam manusia. Kita tahu manusia itu adalah makhluk roh memiliki jiwa [pikiran, emosi dan kehendak] dan tinggal di dalam tubuh atau daging. Oleh sebab itu sewaktu Roh Allah masih tinggal di dalam manusia, tinggal di dalam rohnya. Dan bagian roh-nyalah yang dominan dan yang mengendalikan keberadaan jiwa dan tubuhnya sehingga manusia bersifat rohani [spiritual].

Namun setelah manusia jatuh dalam dosa rohnya menjadi mati artinya roh manusia terpisah dengan Allah sebagai sumber kehidupannya. Rohnya tidak lagi berfungsi sebagaimana semestinya. Jiwanya tidak lagi dikendalikan oleh roh manusia tetapi oleh keinginan tubuhnya [termasuk pancaindera] sehingga jiwa manusia yang semula bersifat rohani berubah menjadi bersifat kedagingan [flesh].

Pikirannya memikirkan hal-hal dari daging. Kehendaknya menginginkan apa yang diinginkan oleh daging. Emosinya menjadi tergantung dari apa yang dirasakan oleh daging atau pancainderanya. Keberadaan jiwanya telah menyatu dengan tubuhnya. Kendali bukan lagi dipegang oleh rohnya tetapi oleh daging. Oleh sebab itu manusia bukan lagi bersifat rohani tetapi bersifat kedagingan. Dan kita tahu ”keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.” Oleh sebab itu tidak heran bila firman Allah berkata, ”Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia..”

Bagaimana Roh Allah bisa tinggal bersama-sama dengan orang yang tidak takluk pada firman Allah?”Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki” (Galatia 5:17).

Tetapi saat kita percaya kepada Yesus terjadi satu perubahan yang disebut dengan kelahiran kembali. Artinya roh kita yang dulu mati kembali dibangkitkan dan dihidupkan oleh Roh Kudus. Roh kita mulai bersatu dengan Allah. Roh kita mulai berfungsi. Dan Roh Allah kembali diam di dalam diri kita bukan untuk beberapa saat saja tetapi untuk selamanya. Roh Kudus tidak datang dan pergi. Roh kita menjadi kediaman-Nya atau bait-Nya. Kita kembali bersifat rohani karena roh kita yang memegang kendali atas jiwa dan tubuh kita. Kita tidak lagi menjadi musuh Allah tetapi menjadi sahabat Allah.

Renungan:

Memang Roh Kudus tidak datang dan pergi kecuali bila kita sudah bosan dan menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi. Detik itu juga Roh Kudus akan pergi untuk selamanya. Bila tidak Roh Kudus hanya berdukacita dan dipadamkan. Bila kita tidak ingin hal itu terjadi hiduplah dan berjalanlah dalam pimpinan Roh Kudus senantiasa.


Roh menghidupkan; daging mematikan.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.