Header Ads

Iri Hati Adalah Pembunuh Nomor 1




Baca: Kejadian 4:1-16 | Roma 13:13


“Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram” (Kejadian 4:5).

Ada dongeng tentang seekor rajawali yang terbang lebih tinggi dari seekor rajawali lainnya, dan itu tidak menyenangkan si rajawali yang merasa dikalahkan tersebut. Rajawali terakhir tersebut mendatangi seorang pemanah dan berkata, “Aku harap kau bisa menjatuhkan rajawali itu.”

Si pemanah mau asalkan ia memiliki bulu yang bisa dikaitkan di anak panahnya. Si rajawali yang dipenuhi dengan iri hati itu mencabuti satu bulunya lalu diberikan kepada si pemanah. Anak panah itu lalu dilepaskan dari busurnya namun belum mencapai sasaran, sebab rajawali itu terbang terlalu tinggi. Si rajawali yang ada di bawahnya lalu mencabuti lebih banyak bulu lagi sampai ia sendiri tidak dapat terbang karena terlalu banyaknya bulu yang dicabut. Lalu si pemanah itu berpaling kepada rawajali tersebut dan membunuhnya.

Kain dan Habil adalah satu saudara kandung. Seharusnya mereka saling mengasihi, saling menolong, dan saling menopang. Tetapi apa yang terjadi dapat kita lihat. Persaudaraan mereka berakhir dengan tragis, sebab Kain membunuh Habel. Masalahnya sebenarnya sederhana: persembahan Habel diterima Allah, sedangkan persembahannya tidak.

Sebenarnya benih iri hati dan cemburu itu sudah dapat kita lihat pada saat manusia itu masih balita. Anda yang punya anak pasti merasakan hal ini. Si kakak yang biasanya mendapatkan perhatian lebih, tiba-tiba seperti mendapatkan saingan baru ketika si adik dilahirkan. Lebih parah lagi sepertinya seisi rumah mencurahkan segenap perhatiannya kepada makhluk baru tersebut. Lalu timbullah iri hati. Karena itu para orang tua wajib memberikan pengertian dan membagi perhatian dengan bijak. Tetapi inilah fakta bahwa manusia mudah dikuasai oleh iri hati dan cemburu.

Kita masih bergulat dengan iri hati ini, bahkan sampai Anda membaca renungan ini. Sepertinya kita mempunyai ribuan alasan untuk iri hati. Biasanya hal ini dimulai ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa tidak puas bila ada orang yang melebihi kita. Padahal kalau ditelaah dengan seksama, memang ada kekurangan, tetapi ada juga kelebihan dalam diri kita. Karena itu puaskan dirimu dengan anugerah yang Tuhan berikan.



Renungan:

Iri hati itu pembunuh. Mulanya itu seperti bisul kecil, namun lama-kelamaan menjadi benjolan besar yang berbahaya dan dapat membunuh Anda. Ingatlah kasus Kain dan Habel.



Iri hati itu pembunuh manusia nomor satu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.